Sebelum memasuki usia sekolah, Papa dan Mama perlu memahami sejumlah gaya belajar anak. Untuk mencapai hasil yang maksimal, metode pembelajaran pun harus disesuaikan dengan karakteristik anak.
Dalam Orang Tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak, Munif Chatib mendefinisikan gaya belajar sebagai pola informasi yang dapat diterima dengan mudah dan baik oleh anak. Pendapat ini pun didukung Howard Gardner, penemu teori multiple intelligences, yang menjelaskan kalau gaya belajar anak mencerminkan kecenderungan kecerdasannya.
Dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, anak dapat lebih mengoptimalkan proses transfer ilmu. Dengan begitu, mereka semakin lebih mudah memahami konsep dan materi pembelajaran.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Anak Bosan Belajar di Rumah
Jenis gaya belajar anak
ilustrasi anak belajar (freepik.com)
Berdasarkan karakteristik kecerdasan anak, gaya belajar anak dikelompokkan menjadi beberapa jenis, mulai dari gaya belajar visual hingga sosial. Agar Papa dan Mama bisa menentukan pilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat si kecil, simak penjelasan di bawah ini yang diambil dari berbagai sumber.
1. Gaya belajar visual (spasial)
Gaya belajar anak melalui proses memahami, mengamati, dan sejenisnya dikenal dengan gaya belajar visual. Dalam penerapannya, anak memahami pelajaran dan menuangkan ide melalui melalui gambar, diagram, tabel, peta, peragaan, hingga video.
Anak dengan gaya belajar visual identik dikenal lebih handal dalam memproses informasi berupa gambar grafis. Imajinasi yang berkembang baik dan bakat artistik yang kuat juga menjadi ciri anak dengan metode visual. Sayangnya, mereka sulit fokus bila materi disampaikan dalam bentuk penjelasan naratif.
2. Gaya belajar auditori (musik)
Gaya belajar auditori mengedepankan indra pendengar. Dalam prosesnya, tipe pembelajaran ini didominasi kegiatan mendengarkan materi, baik berupa audio, metode ceramah, diskusi, debat, dan instruksi debat.
Uniknya, anak dengan gaya belajar auditorial mudah mencerna informasi ketika mendengarkannya langsung. Karena fokus mendengarkan, mereka jarang mencatat materi yang diajarkan.
3. Gaya belajar kinestetik (fisik)
Gaya belajar kinestetik fokus pada pembelajaran dengan cara melakukan, menyentuh, merasakan, bergerak, dan mengalami. Karena memiliki keinginan eksplorasi yang kuat, anak umumnya sulit duduk diam selama berjam-jam. Karenanya, mereka membutuhkan pembelajaran tambahan berupa kontekstual dan praktik.
Baca juga: 5 Metode Belajar Matematika untuk Anak
4. Gaya belajar akomodatif
Gaya pembelajaran akomodatif mengkombinasikan pengalaman konkrit dan eksperimen aktif. Dengan kata lain, anak belajar dari pengalaman langsung sekaligus melibatkan diri dalam sesuatu baru dan menantang. Selain itu, anak merasa antusias untuk bekerja sama dengan teman lewat diskusi untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas praktik.
5. Gaya belajar divergen
Pernahkah Papa dan Mama mendengar istilah gaya belajar divergen? Metode pembelajaran ini merupakan gabungan dari elemen pengalaman nyata dan observasi reflektif. Dengan begitu, anak mampu mengamati dan menganalisa situasi konkrit dari beragam perspektif.
6. Gaya belajar asimilasi
Gaya belajar yang menggabungkan elemen konseptual abstrak dan observasi reflektif disebut dengan gaya belajar asimilasi. Dengan metode ini, anak lebih cenderung mementingkan keunggulan logis sebuah teori dibandingkan nilai praktisnya. Ciri anak dengan gaya belajar asimilasi adalah gemar membaca, bereksplorasi, memecahkan teka teki, dan menganalisa hal dengan lebih mendalam.
7. Gaya belajar konvergen
Gaya belajar konvergen menggabungkan elemen konseptualisasi abstrak dan eksperimen aktif. Pada proses pembelajaran ini, anak gemar melakukan eksperimen dengan ide baru, simulasi, dan aplikasi praktis.
Menariknya, gaya belajar anak ini juga dikenal sebagai gaya belajar mencatat. Pasalnya, anak mampu mencerna informasi atau materi dalam bentuk kalimat tertulis yang bisa dibaca.
Baca juga: 6+ Aplikasi Belajar & Kursus Bahasa Inggris untuk Anak-anak
8. Gaya belajar verbal (linguistik)
Metode pembelajaran dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan, dikenal dengan gaya belajar verbal. Anak dengan gaya belajar ini memiliki kemampuan memproses informasi saat menulis, membaca, bahkan berbicara. Di sisi lain, anak cenderung menghindari pembelajaran berbasis angka dan menafsirkan visual abstrak, contohnya grafik.
9. Gaya belajar logis (matematika)
Apakah si kecil memiliki perkembangan yang baik dalam bidang numerikal? Bisa jadi mereka cenderung menggemari gaya belajar logis. Tak hanya didukung penalaran logis, anak juga unggul dalam memproses informasi yang melibatkan sistem, urutan, atau fakta.
Selanjutnya, metode ini menggunakan pendekatan yang terorganisir dan metodis. Alhasil, anak senang memecahkan teka teki logika dan kegiatan yang menggunakan penalaran serta pemecahan masalah. Hanya saja, anak kerap mengalami kendala saat berhadapan dengan kegiatan kreatif dan gambar.
10. Gaya belajar sosial (interpersonal)
Gaya belajar sosial mengutamakan pembelajaran dengan melibatkan banyak orang, misalnya belajar bersama. Tak hanya kemampuan komunikasi dengan orang lain, anak juga berbakat dalam menerima umpan balik tentang ide-ide yang diberikan. Meski aktif dalam belajar secara berkelompok, anak mungkin kurang percaya diri dalam kegiatan belajar individu.
11. Gaya belajar soliter
Kebalikan dari gaya belajar sosial, gaya belajar soliter identik dengan sistem pembelajaran secara individu. Selain mandiri, anak merasa mampu belajar dengan baik karena memiliki ruang sendiri yang tenang untuk menuntaskan tugas dan materi. Meski begitu, mereka mungkin akan sulit belajar dalam kelompok belajar atau lingkungan yang bising.
Itulah 11 gaya belajar anak yang penting diketahui Papa dan Mama. Dalam menentukan metode pembelajaran ini, Papa dan Mama perlu menyesuaikannya dengan minat dan bakat si kecil sehingga informasi dapat dicerna dengan baik.
Untuk meningkatkan kecerdasan anak, Papa dan Mama dapat mendaftarkan si kecil di layanan bimbel privat online maupun offline. Papa dan Mama bisa menemukan layanan kelas dan kursus berbagai bidang sesuai dengan bakat dan minat si kecil, termasuk kelas sensorik. Tunggu apa lagi? Yuk, akses Kiddo.id dan temukan layanan bimbel privat berkualitas secara praktis dan mudah.
Baca juga: Manfaat Bimbel Privat Online untuk Anak Belajar di Rumah

